Title: Khuntoria Love Story

Author: Seul95

Length: Long Chaptered

Genre: Romance, Marriage, Pregnancy

Rating: PG-15

Casts:

  • Song Qian (Victoria Song F(X))
  • Nichkhun Buck Horvejkul (Nichkhun 2PM)
  • Cho Kyuhyun (Kyuhyun Super Junior)
  • All F(X)’s Members
  • All 2PM Members

Summary: Victoria dan Nichkhun saling menyukai dan menjadi sepasang kekasih. Namun tiba-tiba Nichkhun melamar Victoria dan ingin menikah pada hari ke-100 mereka jadian. Bagaimana lika-liku kehidupan rumah tangga Nichkhun dan Victoria?

edit cover khuntoria love story

 

Setelah beberapa hari wanita itu hanya dapat tertidur di kamar rawatnya, akhirnya ia diperbolehkan pulang. Dan dalam rentang waktu itu pula, kedua agensi besar—JYP dan SM Entertainment—telah membuat keputusan bulat. Mereka tetap akan mempertahankan karir keduanya di dunia hiburan dan untuk kali ini tak perlu membayar denda sesuai perjanjian. Terima kasih kepada Park Jinyoung yang sudah mati-matian mempertahankan keduanya di depan para petinggi SM Entertainment. Karena pria itu sangat menyayangi artis-artisnya yang telah ia anggap seperti keluarganya sendiri, maka ia rela melakukan apapun yang ia bisa.

Jadi keputusan akhirnya adalah; membuat sebuah cerita yang direkayasa. F(X) akan segera comeback dalam waktu dua minggu dari sekarang dan mengatakan bahwa ambruknya Victoria saat itu karena terlalu lelah berlatih, sementara Kyuhyun yang kebetulan berada di sana hanya berusaha menolong. Lalu sepekan setelah comeback, mereka akan mengatakan Victoria mengalami cedera parah karena kesehatannya belum membaik, maka ia harus mengambil istirahat dari promosi mini album F(X).

Tentu saja itu berarti adalah terakhir kalinya F(X) melakukan comeback. Kabar baiknya, member F(X) yang lain tidak keberatan untuk menjalani aktivitas solo mereka sembari menunggu Victoria melahirkan bayinya, yang mana Victoria merasa sangat terharu pada perhatian berlebih yang diberikan para member untuknya.

Jadi di sinilah ia sekarang, terduduk di ruang latihan dengan keringat mengucur. Meskipun ia tak berlatih sekeras member yang lain akibat kehamilannya, namun tetap saja rasa lelah menggerayangi setiap jengkal otot tubuhnya. Lehernya seakan kaku, begitu pula dengan kakinya. Atau apakah mungkin ini pengaruh dari perubahan hormon?

Krystal menghampiri sang leader dengan wajah prihatin. Ia mengelus punggung Victoria sembari memberikan senyuman tulus.

Eonni, kau bisa! Sedikit lagi lalu kau bisa beristirahat dengan tenang sampai bayimu lahir.” Ujarnya memberi secercah semangat pada wanita yang duduk di sampingnya itu.

“Terima kasih, Soojungie. Aku tidak tahu harus berterima kasih seperti apa lagi pada kalian semua.” Sebutir air mata megintip dari ujung mata kiri Victoria. Ia tak ingin menjadi cengeng karena itu bukan dirinya, namun perasaan haru tak dapat dibendung lagi.

Eonni tak perlu mengucapkan itu berkali-kali. Jika kau menjaga diri dengan baik dan melahirkan bayi itu dalam keadaan sehat, kami akan sangat bahagia. Jadi mulai sekarang Eonni harus menjaga diri lebih baik lagi.” Krystal menyingkap poni yang menutupi mata Victoria, mengingatkan ia akan Nichkhun yang selalu melakukan hal sama ketika mereka sedang berdua.

“Jadi, apa yang akan Eonni lakukan setelah mereka mengumumkan kondisi Eonni yang sedang tidak sehat nanti?” tanya gadis berparas cantik itu lagi.

Victoria mengedikkan bahu. “Nichkhun sudah mengaturnya. Dia akan menyuruhku tinggal di sebuah villa yang dibelinya secara patungan dengan member 2PM. Letaknya lumayan jauh dari Seoul—itu lebih baik menurutku—jadi dapat memperkecil kemungkinan mereka mengetahui keberadaanku. Sementara pihak agensi akan mengatakan aku kembali ke Qingdao untuk menjalani pengobatan di sana dan membutuhkan banyak dukungan keluarga agar lekas pulih.”

Krystal menghela napas berat, ia menyandarkan punggungnya pada cermin raksasa di belakang mereka lalu memeluk lututnya. Rasanya sangat sedih jika mengetahui sepekan setelah comeback, mereka tidak akan menjalani promosi bersama sang Leader. Ditambah lagi ketidakaktifan grup mereka untuk satu tahun ke depan setelah promosi mini album usai, ia pasti akan merindukan semua ini.

Eum…bagaimana dengan Kyuhyun Oppa?”

Entah disadari atau tidak, kalimat itu tiba-tiba saja keluar dari bibir tipis Krystal. Ia menunggu selama beberapa saat namun Victoria masih tetap membisu di tempatnya. memberanikan diri, gadis itu mencoba menoleh untuk melihat seperti apa ekspresi Victoria saat ini. Namun yang didapatinya hanya kekosongan.

Victoria menatap lantai dengan tatapan kosong, sementara rahangnya tampak mengeras. Amarah tiba-tiba menyulut manakala ia mendengar nama lelaki itu disebut. Victoria tak membenci Kyuhyun, ia menyayangi sahabatnya itu. Namun rasa kecewalah yang lebih mendominasi.

Bagaimana mungkin setelah mereka menjalani persahabatan begitu lama, Kyuhyun rela melakukan hal ini kepadanya? Setidaknya ia dapat menghargai keputusan Victoria untuk menikah dan berusaha melupakan perasaannya. Lagipula itu bukan kesalahan Victoria sepenuhnya. Jika saja Kyuhyun menyatakan perasaannya jauh sebelum ia bertemu dengan Nichkhun, mungkin Victoria akan mempertimbangkannya.

Lamunan wanita itu buyar ketika ia merasakan Krystal yang mengguncang lengannya. Wajah mungil gadis itu tampak kuatir.

“Maaf jika pertanyaanku tadi mengganggu Eonni.” Ujarnya menyesal.

Victoria menggeleng cepat. “Tidak apa-apa, Eonni hanya merasa kecewa.”

Sesaat kemudian, ia merasakan rangkulan hangat dari Krystal. Lalu ketika member yang lain melihat pemandangan itu, merekapun ikut menghampiri dan memeluk Victoria. Tepat ketika Luna mengatakan bahwa mereka akan selalu menyayanginya, air mata Victoria tak dapat dibendung lagi. Cairan bening itu mengalir bak anak sungai. Setidaknya, member-membernya masih memberi dukungan dan cinta untuknya.

 

~~~~~
Hari comeback pun tiba. F(X) sedang mempersiapkan diri di ruang tunggu mereka. sementara menunggu giliran naik ke atas panggung, member-member yang lain melakukan kegiatan masing-masing. Krystal dan Sulli sibuk berceloteh, Luna sedang bermain game di ponselnya, sementara Amber memperbaiki penampilan di depan cermin. Dan Victoria? Wanita itu sedang berbicara dengan Nichkhun di ponselnya.

Eum…kami akan segera naik ke atas panggung.”

“Kau yakin akan baik-baik saja?”

“Aku bisa mengatasi ini, kau jangan kuatir.”

“Berhati-hatilah, aku tidak ingin terjadi sesuatu pada bayi kita.”

Victoria tak dapat menyembunyikan senyumnya ketika ia mendengar kalimat Nichkhun. Dengan suaranya yang lembut, pria itu seakan menjadi obat penenang baginya. Kegugupan yang tadi sempat menyelimuti kini lambat laun mulai lenyap.

“Aku tahu, aku akan menjaganya dengan baik. Kuharap fans tidak terlalu memikirkan skandal itu dan mendukung comeback kami dengan tulus.”

“Ya, jika mereka benar-benar seorang fans F(X), mereka pasti melakukan seperti itu.”

“Terima kasih, Khun.”

Senyap beberapa saat sebelum akhirnya Nichkhun kembali membuka suara. “Terima kasih untuk apa?”

“Terima kasih sudah menelepon dan menenangkanku. Kupikir aku tidak akan melakukannya dengan baik jika saja kau tidak meneleponku.”

Ia dapat mendengar suara kekehan kecil Nichkhun di seberang sana.

“Tak perlu seperti itu. Aku hanya ingin menjadi suami yang dapat diandalkan. Nah, sekarang lebih baik kau mulai bersiap-siap. Aku akan menunggumu malam nanti di rumah. Sampai jumpa.”

Eum, sampai jumpa. Wo ai ni.”

Setelah mengucapkan frasa tersebut, ia pun memutuskan sambungan sebelum Nichkhun dapat menjawabnya. Ia tak perlu mendengar balasan dari pria itu karena ia tahu bahwa Nichkhun benar-benar mencintainya. Lagipula jika ia mendengar Nichkhun mengucapkan tiga kalimat tersebut, Victoria yakin ia tak akan dapat berkonsentrasi nantinya.

“Lima menit lagi!” Seorang staff menjeblak masuk ke dalam pintu ruang tunggu F(X) dan berteriak, membuat para member menghentikan kegiatan mereka masing-masing lalu mulai beranjak keluar untuk bersiap-siap di belakang panggung.

Hal ini terasa begitu berat bagi Victoria karena Kyuhyun yang menjadi MC di program musik. Ia hanya berharap agar sahabatnya itu tak melakukan hal gegabah dan menimbulkan semakin banyak masalah. Victoria juga yakin bahwa fans maupun anti-fans sudah mengetahui hal ini jadi mereka pasti sudah siap dengan mata elang mereka untuk memata-matai gerak-gerik Victoria serta Kyuhyun.

Dan tibalah saatnya mereka naik ke atas panggung. Kecemasan Victoria semakin menjadi, namun ia berusaha menyembunyikannya dengan sebuah senyuman, menganggap kumpulan manusia di hadapannya itu tak pernah ada dan panggung hanyalah milik mereka. Tak dapat dielakkan bahwa ia mendapati beberapa penonton yang berbisik-bisik dengan teman mereka sambil menunjuk-nunjuk Kyuhyun yang berdiri di sisi lain panggung sebagai MC dan Victoria secara bergantian. Tatapan mereka sinis, mungkin kesal dengan salah satu dari kedua artis tersebut, entah itu Victoria atau Kyuhyun.

Wanita itu tahu bahwa Kyuhyun tak melepaskan tatapannya sama sekali dari dirinya, namun ia berusaha untuk mengabaikan. Menganggap bahwa Kyuhyun tidak pernah ada di sana. Ia menikmati waktunya di atas panggung selama lima menit tersebut yang terasa seperti berjam-jam lamanya. Hingga akhirnya pertunjukan mereka selesai lalu bergegas kembali ke back stage.

Eonni, kau tidak apa-apa?” tanya Sulli sembari meraih lengan Victoria.

Ia berusaha memberikan senyuman menenangkan. “Eonni tidak apa-apa, jangan kuatir.”

“Tapi kau tampak pucat.” Kali ini Luna yang berbicara.

“Aku hanya terlalu gugup.”

“Aku melihat mereka mencibirmu. Lebih baik jangan terlalu dipikirkan, itu tidak baik untuk bayinya.” Ujar Amber dengan nada menenangkan.

Victoria hanya dapat mengangguk untuk menjawab semua kalimat penyemangat yang mereka lontarkan untuknya. Sekali lagi, ia sangat bersyukur memiliki member yang pengertian seperti mereka.

 

~~~~~
Setelah acara musik selesai, member F(X) beserta dua manajer mereka sedang bersiap-siap untuk kembali ke dorm. Kelima member sudah berganti pakaian dengan pakaian kasual. Agensi mereka sengaja tidak memberikan F(X) terlalu banyak kegiatan pada comeback kali ini untuk menghindari segala pertanyaan yang tidak diinginkan dan melindungi Victoria yang kini sedang berbadan dua. Tentu saja mereka akan tetap tampil di setiap program musik mingguan dan mungkin beberapa variety show yang tak berbahaya.

Keadaan Victoria sudah tampak lebih baik dibandingkan ketika mereka baru saja turun panggung tadi. Ia sudah tidak sabar untuk lekas tiba di rumah dan menunggu kepulangan Nichkhun.

Oppa, apakah masih lama?” tanya Victoria pada salah satu manajernya yang sedang membereskan barang-barang para member.

Eoh, sebentar lagi.” jawab lelaki itu sekenanya.

Victoria mengembuskan napas pelan, ia kembali mendudukan diri di salah satu sofa sembari menulis pesan singkat untuk Nichkhun. Sekadar untuk mengabarinya bahwa sebentar lagi ia akan kembali ke rumah.

Tepat ketika wanita tersebut menekan layar ponsel dengan tulisan ‘send’, pintu ruang tunggu tiba-tiba menjeblak terbuka. Awalnya ia tak berniat untuk mengangkat kepala dan melihat siapa yang telah bersikap tidak sopan seperti itu. Namun saat ia mendengar suara yang sangat familier di telinganya, tanpa sempat ia sadari, wanita itu sudah mendongakkan kepala.

Bibir tipisnya tak dapat terkatup rapat dengan mata membeliak lebar. Ia merasakan sekujur tubuhnya menegang hingga perutnya terasa mulas. Jemari lentik Victoria sampai menggenggam ponselnya dengan sangat erat, menyebabkan buku-buku jarinya memucat.

“Kyuhyun-ssi, apa yang kaulakukan di sini? Kau tidak boleh berada di sini!” Pekik salah seorang manajer F(X). Namun Kyuhyun tak menggubrisnya. Kakinya melangkah dengan perlahan untuk mendekati Victoria. Rasa rindu seakan menggerogoti setiap inci tubuhnya setelah beberapa minggu ini ia tak bisa bertemu dengan wanita tersebut.

Oppa, kau mau apa?” Tanya Amber seraya menghalangi langkah Kyuhyun. Pria itu memberikan tatapan tajam pada gadis tomboy di hadapannya.

“Enyah! aku harus bicara dengan Victoria.” Seru Kyuhyun datar.

Masih dengan pendiriannya, Amber tak melakukan seperti yang diperintahkan Kyuhyun. Ia bahkan semakin membusungkan dada dan mengangkat dagu.

“Kau tahu ‘kan, kalau kalian tidak boleh bertemu. Jika perusahaan tahu, masalah ini akan semakin melebar.”

“Aku bukan anak kecil yang perlu diingatkan.” Balas pria itu lagi, yang mana semakin membuat Amber geram.

Manajer Han menarik Amber menjauh dari Kyuhyun sebelum mereka membuat keributan, dan kini ialah yang berhadap-hadapan dengannya. Sementara Luna dan Krystal sedang menenangkan Victoria yang ketakutan, Sulli pun berusaha meredakan amarah Amber.

“Kyuhyun-ssi, lebih baik kau keluar sekarang juga sebelum ada yang lihat.” Ujar Manajer Han tegas.

Kyuhyun memberikan senyuman timpang pada manajer yang lebih tua sepuluh tahun darinya itu. “Aku tidak peduli.”

“Tapi aku peduli, kami semua peduli dengan apa yang akan terjadi nantinya. Jadi tolong, tinggalkan tempat ini.”

Kyuhyun membisu. Ia masih menatap tajam manajer di hadapannya, lalu melirik Victoria yang menunduk dalam dan bersembunyi di pelukan Krystal agar mata mereka tidak bertemu. Mendapati hal itu membuat hati Kyuhyun seakan tercabik. Bahkan sekarang ia tak ingin menatapnya.

“Vic…” panggil Kyuhyun lirih, namun tak ada respon dari wanita yang dimaksud. Ia malah semakin menyembunyikan wajahnya dalam pelukan Krystal.

“Dia tidak akan menjawabmu, jadi—”

“Aku tidak berbicara denganmu, jadi diam!” Hardik Kyuhyun.

Melihat sikap kasar dari lelaki itu, Manajer Lee pun ikut turun tangan. Ia berusaha menarik Kyuhyun keluar dengan paksa, kendati hasilnya sia-sia.

“Vic, aku hanya ingin berbicara denganmu sebentar saja. Tolong dengarkan aku!” pekik Kyuhyun, berusaha melepaskan cengkraman tangan Manajer Lee.

Oppa, tolong jangan lakukan ini!” kali ini suara Sulli yang terdengar. Cairan bening sudah menggenangi pelupuk matanya, ia tak bisa melihat Victoria yang ketakutan sejak kedatangan Kyuhyun. Ditambah dengan sikap keras kepala si Magnae Super Junior itu membuat Sulli pun ikut ketakutan. Ia tak ingin ada keributan apapun di sini.

“Kami harus bicara, apa kalian tidak bisa mengerti?!” Bentaknya keras.

Ia semakin memberontak hingga membutuhkan dua tenaga untuk menyeretnya keluar. Untungnya, tepat ketika kedua manajer F(X) itu tak dapat menahannya lagi, manajer Kyuhyun pun datang membantu.

“Kyu, kau gila?!” bentak manajernya. Ia menampar pipi kiri Kyuhyun cukup keras sehingga membuatnya terdiam. “Jika perusahaan tahu, kau akan habis! Kenapa kau tak bisa mendengarkanku? Hei, kendalikan dirimu!”

Napas Kyuyun terengah-engah, ia menatap lantai dengan pandangan kosong. Seberapa kerasnya pun ia mencoba untuk tidak datang kemari, namun ia pasti kalah pada perasaannya sendiri. Ia menginginkan Victoria. Kendati ia tahu ini sudah sangat terlambat untuk mengucapkan hal seperti itu, namun ia tak bisa membiarkan penyesalan ini merayapi dirinya. Kyuhyun sudah mencintai Victoria sejak masa pelatihan wanita itu, tetapi mengapa ia tak bisa memilikinya setelah sekian tahun mereka saling mengenal?

Perlahan namun pasti, kepala Kyuhyun terangkat dan menoleh pada Victoria yang kini sedang menatapnya. Namun ketika mata mereka bersirobrok, dengan cepat Victoria mengalihkan fokusnya, membuat hati Kyuhyun kembali mencelos.

“Vic, kenapa kaulakukan ini?” Tanyanya lirih, berhasil menarik perhatian Victoria kembali padanya.

Kening wanita itu berkerut bingung dengan pandangan tak percaya. “Seharusnya aku yang bertanya padamu, kenapa kaulakukan ini, Kyu?” Untuk yang pertama kalinya Victoria membuka suara.

“Aku…selama ini aku yang selalu berada di sampingmu, aku orang pertama yang mengajakmu berbicara saat kau datang kemari, aku yang menghiburmu ketika kau putus dari cinta pertamamu, aku juga orang yang selalu mendengarkan semua keganjalanmu, tapi kenapa kau malah menikahinya?”

Victoria berusaha membendung air matanya, ia tak ingin menangis. Tidak di depan banyak orang seperti ini, terutama di depan Kyuhyun. Ia tahu dan ia cukup sadar bahwa selama ini Kyuhyun lah yang selalu ia andalkan sejak tiba di Seoul. Victoria sangat menyayangi sahabatnya itu, namun tidak lebih. Terlebih, hal ini terjadi pun bukan kesalahannya. Ia tak tahu sama sekali kalau Kyuhyun sudah sejak lama memendam perasaan untuknya. Bagaimana mungkin ia bisa merasa bersalah? Bahkan menurut Victoria, keputusannya menikahi Nichkhun adalah hal paling benar yang pernah ia lakukan karena ia sangat mencintai suaminya tersebut. Seharusnya Kyuhyun yang merasa bersalah pada dirinya sendiri karena telah berusaha untuk menghancurkan rumah tangganya seperti ini. Oh, bukan hanya rumah tangga mereka, tapi lelaki itu juga berusaha untuk menenggelamkan karir yang sudah susah payah dibangunnya selama ini.

“Tolong…bawa dia keluar.” ujar Victoria, tak berniat menjawab pertanyaan Kyuhyun. Sementara pria tersebut menatapnya dengan pandangan tak percaya. Tanpa berpikir panjang, dua manajer F(X) dan manajer Kyuhyun pun menariknya keluar. Tepat ketika pintu ditutup, tangis Victoria pun pecah. Ia menangis sekeras yang ia bisa, mengeluarkan segala ketakutan dan kemarahan dalam dirinya. Sementara member yang lain memeluknya dengan erat. Sangat erat hingga Victoria merasa bahwa ia tidak sendiri. Orang-orang yang menyayanginya akan tetap berada di sampingnya dan membantunya keluar dari masalah ini.

 

~~~~~

 

“Sudah merasa lebih baik?” tanya Nichkhun lembut sembari mengelus rambut panjang sang Istri.

Sejak kepulangannya tadi—entah apa yang telah terjadi padanya—Victoria tiba-tiba memeluk Nichkhun dan menangis dalam pelukannya. Isakannya keras dan menyayat hati, terkadang ia tercekat oleh napasnya sendiri. Dan kendati ia begitu ingin tahu dengan apa yang menyebabkannya menangis, Nichkhun tak ingin memaksa. Dokter mengatakan bahwa emosi Victoria akan menjadi labil selama kehamilan—terutama pada awal-awal bulan. Untuk tak membuatnya menjadi lebih sulit bagi Victoria, Nichkhun pun melatih diri agar tak memberinya terlalu banyak tekanan.

Malam itu, waktu telah menunjukan pukul sebelas malam. Setengah jam telah terlampaui sejak sang Istri tiba di rumah dengan berlinangan air mata. Mulutnya masih terkunci rapat dan hanya isakanlah yang diterima Nichkhun di setiap pertanyaannya. Namun kini, tampaknya Victoria mulai mengumpulkan keberanian untuk bercerita. Ia mengambil napas dalam, mengembuskannya secara perlahan sebelum akhirnya mendongakan kepala untuk menyejajarkan wajah mereka.

“Kyuhyun datang kedalam ruang tunggu kami. Dia memaksa ingin berbicara denganku. Dia bertanya mengapa aku harus menikahimu dan mengapa tak pernah memilihnya. Tapi, Khun, ini bukan salahku, ‘kan? Ini keputusanku sendiri, dia bahkan tak pernah mengatakan perasaannya sejak dulu. Tapi kenapa semuanya harus menjadi kacau sekarang?” suaranya gemetar dan tersendat-sendat. Ia menggigit bibir bawah dengan keras, menunggu jawaban Nichkhun. Menunggu apa yang akan dikatakan lelaki tersebut untuk menenangkan gemuruh di dalam dadanya. Ia merasa tak baik. Perasaannya tentu tak baik jika Kyuhyun selalu bersikap seakan ialah yang bersalah. Seakan-akan segala kekacauan terjadi akibat ketidakpekaan dirinya selama ini.

“Tidak. Kau sama sekali tidak salah. Dia hanya belum dapat menerima kenyataan, Qian. Beri dia sedikit waktu untuk menenangkan pikirannya. Barangkali itu tak akan singkat, tapi setidaknya aku yakin ia bisa menerima segalanya setelah perasaannya sudah agak tenang.” Ujar Nichkhun rendah. Ia menyeret jemarinya menelusuri pelipis Victoria hingga tiba pada pipi kiri wanita tersebut. Ibu jarinya mengelus sudut bibirnya dengan lembut.

“Tapi sikapnya membuatku takut. Aku tak mengenalnya lagi. Aku takut kehilangan sahabatku dan aku takut ia akan menghancurkan dirinya sendiri.”

“Apa kau ingin berbicara dengannya? Mungkin jika kau menjelaskan bagaimana perasaanmu dan memberikannya sedikit masukan ia bisa mengerti dan mau mencoba untuk melupakan perasaannya sendiri.”

Victoria menyentak tubuhnya menjauh. Ia menatap Nichkhun tak percaya dengan kedua alis menyatu. Kebingungan terpancar jelas dari dua manik indah tersebut. Namun kepanikanlah yang lebih mendominasi.

“Kau sinting? Bagaimana kalau dia—”

“Tak apa, aku akan menemanimu jika kau merasa tidak yakin untuk berbicara dengannya berdua saja.” Sela Nichkhun cepat sebelum ia sempat menyelesaikan kalimatnya.

Victoria menghela napas berat, mengalihkan tatapannya kearah langit-langit ruang tengah sembari menggeliat di dalam rengkuhan sang Suami. Matanya mengerjap beberapa kali, memikirkan saran Nichkhun yang seolah teringang-ngiang di telinganya. Kepalanya berdenyut, opsi yang harus ia pilih sedikit terlalu tiba-tiba untuk dicerna otaknya. Tentu ia butuh waktu—mempertimbangkan konsekuensi serta dampak yang akan ditimbulkan bagi hubungan mereka. Karena sejujurnya, ia sama sekali tak ingin merusak persahabatan mereka. Tapi dengan adanya perkara seperti ini, akankah semua dapat kembali menjadi normal? Victoria meragukannya. Ia tak yakin bahwa mereka bisa berbicara, bersikap, atau bahkan bercanda seperti sedia kala.

“Akan kupikirkan lagi, Khun.” Jawabnya lirih.

Nichkhun tersenyum lega. Ia memeberikan kecupan singkat pada pelipis kiri Victoria dan semakin mendekatkan tubuh mereka. Tangannya bergerak naik dan turun dengan gerakan menenangkan pada bahu kanannya—memberi sensasi hangat tersendiri yang membuatnya nyaman. Ya, hanya suaminyalah yang dapat membuatnya merasa senyaman serta setenang ini di tengah masalah berat yang sedang menerpa.

 

~~~~~~~

 

Sepekan setelah ia membicarakan perihal Kyuhyun dengan Nichkhun, akhirnya Victoria memutuskan untuk membulatkan tekad. Satu jam terakhir ponsel malangnya tergenggam erat di balik telapak tangannya yang basah oleh keringat. Jantung wanita itu berdebar kencang bak hantaman gelombang di tengah amukan badai. Ia bergetar; seluruh tubuhnya bergetar sehingga setiap tulang dalam tubuhnya seolah melebur. Kendati tekadnya telah bulat, kendati pikirannya merasa yakin dengan apa yang akan ia lakukan, namun hatinya tak pernah mengatakan demikian. Segala spekulasi berkecamuk di dalam kepalanya. Mereka bukanlah hal yang positif, melainkan spekulasi negatiflah yang memenuhi ruang di dalam sana. Seperti; bagaimana jika Kyuhyun melakukan sesuatu di luar nalar? Bagaimana jika ia membahayakan dirinya serta bayinya? Bagaimana jika ia nekat melakukan segala cara untuk mengambilnya dari sisi Nichkhun? Bagaimana jika—

Seluruh kalimat yang berakhir dengan tanda tanya tersebut tak berlanjut lantaran ponsel yang sejak tadi tergenggam di tangannya mengeluarkan nada singkat yang seakan merobek gendang telinganya. Victoria tersentak, napasnya tercekat kala ia menggeser layarnya dengan tangan gemetar. Beberapa kali menelan saliva hingga akhirnya memutuskan untuk membuka satu pesan yang masuk kedalam kotak pesan. Benar dugaan wanita itu, Kyuhyun telah membalas pesannya.

 

From: Evil Kyu

Sungguh? Kau mau bertemu denganku? Beritahu aku tempat dan waktunya, aku akan segera kesana.

 

Ia menjilat bibirnya yng kering. Lalu hati-hati jemari lentiknya mulai bergerak, mengetik lokasi serta waktu mereka bertemu. Ia tentu telah mendiskusikan keputusannya ini dengan Nichkhun semalam. Dan lelaki tersebut menyanggupi permintaannya yang ingin ditemani selama ia berbicara dengan Kyuhyun nanti. Jadwal sang Suami kosong setelah pukul enam sore. Sementara ia sendiri sudah tak memiliki jadwal apapun lantaran agensi telah merilis berita mengenai kesehatannya yang mengharuskan istirahat intensif. Sama artinya ia tak boleh terlihat oleh publik selama masa itu berlangsung, yang tentu saja kepindahannya ke villa 2PM bukan tanpa alasan yang jelas. Benar, ini adalah kesempatan terkahir baginya untuk berbicara dengan Kyuhyun sebelum ia pindah. Sebelum ia menghilang dari dunia luar dan mengisolasi dirinya di dalam villa mewah tersebut. Terdengar payah memang, namun ia tak memiliki pilihan lain. Jika hal itu dapat memperbaiki segala kekacauan, ia rela melakukannya.

Pukul delapan malam, ia serta Nichkhun tiba di sebuah restoran tempat ia akan bertemu dengan Kyuhyun. Sebelumnya ia telah membuat reservasi di ruang privat agar tak ada yang melihat ataupun mendengar pembicaraan mereka. Sungguh, Victoria sama sekali tak dapat menyembunyikan kegugupannya. Kendati Nichkhun selalu menggenggam jemarinya selama mereka berjalan menuju ruang VIP, hal tersebut tak banyak membantu. Pertama, Victoria belum siap melihat wajah kecewa Kyuhyun. Kedua, Victoria tak ingin menyakitinya dengan kata-katanya. Ketiga, Victoria tak mau kehilangan sahabatnya setelah ini.

Pelayan yang menuntun jalan mereka membuka sebuah pintu di siku ruangan dan mempersilakan masuk dengan senyuman ramah. Setelah mengambil napas dalam—menyuplai paru-parunya dengan oksigen sebanyak mungkin sebelum kehabisan napas—mereka pun masuk kedalam.

Kepala Kyuhyun terangkat cepat kala ia mendengar langkah kaki menapak di atas lantai. Ia tersenyum lebar, hanya bertahan sedetik lamanya dan kemudian senyuman itu lenyap tanpa jejak. Bibirnya berubah menjadi satu garis tipis, nyaris melengkung kebawah dengan rahang mengokoh kala matanya menangkap sosok Nichkhun. Benar, inilah yang tak diinginkan oleh Victoria. Ia tahu Kyuhyun akan merasa kecewa setelah mengetahui ia tak datang seorang diri.

“Apa yang kaulakukan di sini?” tanya Kyuhyun dingin, yang ditujukan untuk Nichkhun.

“Aku hanya ingin menemani istriku.” Jawabnya sembari menarik bangku untuk Victoria, lalu untuk dirinya sendiri.

“Dia bisa kemari tanpa harus ditemani.”

“Aku yang memintanya untuk menemaniku.” Tukas wanita tersebut cepat sebelum Nichkhun dapat membalas ucapan Kyuhyun.

Hening selama beberapa saat. Atmosfer terasa begitu pekat hingga ingin sekali rasanya Victoria berlari keluar dan membatalkan pertemuan ini. Nyalinya menyurut. Jika saja bukan karena remasan erat tangan Nichkhun pada lututnya, ia pikir ia tak akan membuka suara sampai pagi menjelang.

“A-aku kemari untuk membicarakan sesuatu.” Ujarnya tergagap.

Alis Kyuhyun menyatu. “Apa itu?”

“Tentang kita. Dan tentang perasaanmu.”

Ia dapat mendengar napas lelaki itu tercekat. Tubuhnya menegang sembari ia menunggu kelanjutan kalimatnya.

“Aku tidak bisa, Kyu. Harus berapa kali kukatakan kalau aku tak bisa membalas perasaanmu? Jadi tolong lupakan segalanya. Aku tak ingin persahabatan kita hancur karena ini. Sekarang aku sudah menikah, aku mencintai suamiku, dan aku akan menjadi seorang ibu. Tak ada kesempatan sama sekali untukmu. Aku tak mau menyakitimu dan selalu merasa bersalah. Ini yang terbaik, kumohon lupakan aku.” Ujarnya menatap tepat di manik mata Kyuhyun.

Well, sama sepertimu, aku juga tidak bisa. Aku tidak bisa melupakannya dan aku tidak bisa melepaskanmu.”

“Kyuhyun!”

“Itulah sebabnya mengapa persahabatan kita harus diakhiri. Untuk memulai suatu hubungan yang baru, hubungan lamapun harus diakhiri. Semudah dan sesederhana itu.”

“Tapi aku ingin kita tetap menjadi sahabat.”

“Vic,” Kyuhyun mencondongkan tubuh, hendak meraih jemari wanita tersebut, namun Nichkhun bergerak cepat. Ia menepis tangan Kyuhyun dan memberikan delikan padanya.

“Dia tak nyaman dengan sentuhan.”

Dengusan keras meluncur dari hidung Kyuhyun, tanpa rasa takut ia pun membalas delikan Nichkhun. Bahkan ia pula membusungkan dadanya, memberi sinyal perang yang ditangkap dengan jelas olehnya. Namun ia tak bermaksud untuk membuat keributan. Ada Victoria di sini yang sedang mengandung. Ada orang-orang di luar yang akan mendengar suara mereka.

“Dengar, Kyu, kuharap setelah aku kembali kau bisa melupakanku. Aku hanya ingin mengatakan bahwa seberepa kerasnya kau mencoba, aku tetap teguh pada pendirianku. Aku lebih memilih rumah tangga kami yang menjadi prioritas utama.” Cetus Victoria akhirnya dengan nada tegas. Hal itu membuat Kyuhyun kembali mengalihkan tatapan padanya. Ada sesuatu yang seakan menohok jantungnya setelah mendengar ucapan Victoria.

“Setelah kau kembali? Kau mau pergi? Kemana?”

Wanita itu menggeleng pelan. “Aku tak bisa memberitahumu. Yang pasti, untuk memulihkan segalanya, aku harus pergi sampai bayiku lahir. Jadi kumohon, lupakan aku, Kyu. Biarkan aku bahagia dan carilah kebahagiaanmu sendiri.”

Kyuhyun menggebrak meja dengan kepalan tangannya, membuat Victoria berjengit dan refleks Nichkhun meraih bahu sang istri. Ia membantunya berdiri dari bangku sementara mata Kyuhyun mengikuti setiap gerak-gerik keduanya.

“Tidak akan, aku tak akan melepaskanmu dan tak akan melupakanmu. Seberapa jauhnya kau pergi aku tetap akan mencarimu, Vic.”

Kata-kata Kyuhyun membuat rambut-rambut halus di tubuhnya berdiri. Ia takut bukan kepalang. Ia tak menemukan Cho Kyuhyun yang ia kenal di mata lelaki tersebut. Apa ini? sebuah obsesi? Cinta yang berubah obsesi? Sungguh, tenaganya nyaris saja menguap dan membuatnya terjerembab ke lantai jika Nichkhun tak menjadi penyokongnya. Ia tak bisa berada di sini lebih lama lagi. Maka dengan bisikan, ia menyuruh Nichkhun membawanya keluar, meninggalkan Kyuhyun yang masih tampak marah di sana.

 

~*~TBC~*~

A/N: maaf udah hamper dua tahun gak update, feel buat ff ini bener2 hilang. dan ini juga karena waktu itu udah nulis setengah buat part 12 jd aku lanjutin sampe selesai. aku gak bisa janji bakal update lg atau beneran discontinued buat ff ini. kita lihat nanti aja. karena aku tahu banyak banget silent readers dan itu salah satu alasan aku berhenti nulis untuk cerita ini. makasih banyak yang masih ngasi komentar.